Ini hari ialah sesuatu hidup dari bujangan oh bujangan, narasi sex ini hari karena kekasih tidak punyai teman cewek jarang-jarang, terkadang mbayangin di kerubutn cewek-cewek yang seksi dan panas. Rutinitas memikirkan yang panas-panas juga jadi rutinitas.
Apalagi jika sedang horny dan ingin sekali waah dapat semakin panas ne burung. Kakakakakakakaka ??. Ini hari ne, narasi yang akan saya katakan berkenaan ceritaku yang betul-betul saya gag nygka akan dapat seperti ini. Narasi yang sangat panas dan memikat.
Kelompok Bacaan Seks Cabul Terkini 2022 Sofa Nikmat
Bacaan Seks Cabul Terkini Sofa Nikmat
Bacaan Seks Terkini 2022 Jam 13:50 di flat rumah Miko, Hujan tinggal gerimis saja tetapi cukup mempersejuk pada siang hari yang umumnya panas. Ternyata hujan lebat barusan membuat perjalanan dari lapangan terbang cukup lama. Sehabis singgah di warung Mas Mono untuk beli rokok kami berdua segera ke kamarku yang berada di lantai 4.
“silahkan masuk!” saya menyilahkan Aurel masuk kamarku.
“Tetapi sorry yah tempatku acak-acakkan, mahfum cowok”, saya cukup tidak sedap jika Aurel tidak santai di sini.
“Ah kalian Miko.. biasa saja kok, tempatku di Singapura tidak lebih kece dari ini”, katanya merendah.
Ruang flatku tidak besar, terbagi dalam ruangan tamu, satu ruang tidur, dapur dan kamar mandi. Cukup buat bujangan.
“Wah!” hebat Aurel.
“Sofa kalian funky sekali berwarna”, Aurel ternyata tertarik di sofaku yang warna kuning tersebut.
Saya sendiri tidak sukai dengan warna kuning karena norak sekali. Tetapi sofa pemberian kakakku ini bisa dirubah menjadi tempat tidur cadangan, menjadi berkegunaaan jika ada teman-teman yang bermalam di sini.
“Oh ini sofa sudah lama, ini dikasih sama kakakku, Mbak Widya”, kataku.
“Its very cool!” Aurel selekasnya merebahkan badannya di sofa tersebut.
Dari gesturnya dianya seperti anak kecil yang temukan bermainan lama waktunya.
“Eh sorry, saya punyai sofa warna kuning di apartemenku di Singapur”, kata Aurel sekalian menukar posisi duduknya.
Ia seperti mengetahui jika saya cukup terbengong-bengong atas sikapnya barusan.
Saya putar lagi otak, bagaimana triknya untuk mendapat tropi yang satu ini saat sebelum Erika jemputnya. Semua jenis panduan kupikirkan termasuk memberikannya obat perangsang (tetapi selekasnya saya membuang dari benakku karena menganggap malu sendiri). Saya duduk di sebelahnya dan menghidupkan TV. Aurel bangun dan menanyakan,
“Miko.. saya haus kalian ada es batu?” Saya bingung dan menjelaskan,
“Di kulkas ada air dingin tuch, kalian tidak perlu gunakan es batu kembali.” Aurel selekasnya mangambil gelas dan sebotol air dingin di kulkas.
Saya menyaksikan TV sekalian kakiku selonjoran di meja di muka sofa.
“Eh sang Erika masih tetap lama yah meeting-nya?” bertanya Aurel sikati duduk di sampingku dan meningkatkan kakinya selonjoran di atas meja. “Kelak lebih kurang jam 3 alias jam 4 usai, dianya katakan ingin telepon kok jika sudah usai”, kataku mengulas sekalian mengembuskan asap rokok.
Terlihat asap rokok mengepul melenggok seperti badan seorang wanita yang memikat.
“Kamu ingin tidak?” Aurel mengenalkan satu gelas air minumnya.
“Oh no thanks.. dingin-dingin ini saya tidak dapat minum es.” Saya menjawab pendek sekalian memerhatikan sepasang kaki Aurel yang parkir di samping kakiku di meja.
Terlihat gelang kakinya tingkatkan manis kakinya yang kece dan terurus tersebut.
Kedengar suara Aurel yang minum gunakan sedotan dari gelas yang sudah habis airnya.
“Srrt.. srrt!” Aurel mengisap gelas yang sudah kosong. Saya melihat ke arahnya dan tanpa kusangka sepasang mata bulatnya sedang melihatku dengan pandangan nakal.
Berkesan senyumannya yang kekanakan sekalian bibirnya mengisap sedotan dalam gelas yang sudah kosong tersebut. Ternyata Aurel memikatku.
“Seperti beberapa anak yah?” katanya sekalian masih tetap tersenyum ke arahku. Saya masih tetap belum ingin kepancing (masalahnya takut salah anggap).
“Main-main sekali sich kamu”, saya menjawab sekalian membalasnya senyumannya.
“Lagian dibanding nungguin Erika lama sekali.” Saya semakin kaget, suara Aurel menyengaja dibuat seperti merengek-rengek manja.
Saya menjadi semakin salah kelakuan, ragu apa Aurel sangat memikatku alias bisa dibuktikan dianya punyai karakter manja? Belum habis ketidaktahuanku, mendadak kurasakan kaki Aurel mengelitik kakiku.
“Serius sekali sich kamu, biasa saja donk”, katanya memikatku kembali.
Puncak diterpa ulam datang, saya selekasnya membalasnya mengelitiki kakinya. Kedengar Aurel ketawa ketahan meredam geli.
“Rel..” ucapanku ketahan karena Aurel menempatkan jemari telunjuknya di atas bibirku menggunting perkataanku.
“Ssst.. setop talking”, sorot matanya berbeda dan saya menyaksikan ada nafsu dalam pandangannya.
Suaranya kedengar lebih mesra sementara napasnya terus berat.
“Kurang lebih pikiran di kepala kami saat ini sama tidak yah?” Pengucapan Aurel itu segara manyalakan lampu di kepalaku yang diterpa kebuntuan semenjak barusan.
Selekasnya saya mematikan rokok, singkirkan gelas yang digenggamnya dan selekasnya mengubah tubuh ke arahnya.
Aurel menukar posisi duduknya jadi mendekap, kakinya ditekuk di muka dadanya. Saya dekatkan mukaku ke mukanya tidak sabar ingin melumat bibir minimnya. Mendadak Aurel meredam badanku dengan tangannya dan cukup mendorongku menjauhinya.
“Wait a second”, ucapnya.
“Kita lakukan tahap demi tahap, OK.” Suara Aurel 1/2 memerintah dengan pandangan mata yang semakin menurun meredam pergolakan keinginannya.
Bacaan Seks Cabul Terkini Sofa Nikmat
Saya berusaha lagi merapat padanya seperti satu ekor pemangsa dekati mangsanya. Ini hari gerak majuku tartahan oleh kaki kanan Aurel yang diberikan meredam dadaku. Aurel seperti menyepak dengan perlahan-lahan sampai mendorongku lagi undur. Berkesan senyumannya dingin tetapi penuh nafsu ke arahku. Kakinya yang lembut dan mulus itu disembunyikan ke tahapan bajuku yang sudah terbuka dan saya rasakan kakinya yang lembut membelai dadaku yang sektor dan cukup dengan bulu.
Pergerakan kakinya gesit main di atas puting dadaku. Kuraih betisnya lantas lidahku mulai menelusuri kaki Aurel yang cantik dan terurus tersebut. Dimulai dari tumitnya ke tahapan sendi lantas ke betis tahapan bawahnya. Lembut dan hangat berasa di lidahku. Aurel kegelian, ujung jari-jari kakinya beragam kali melafalkanng meredam kepuasan yang mulai merambat ke atas.
Saya gaungs menyaksikan jari-jari kakinya yang cantik itu lantas kukulum satu-satu. “Iiih”, Aurel mengeluh lirih meredam rasa geli bersatu nikmat. Lebih kurang 3 menit saya meperbuat legs job saat Aurel yang sudah tidak tahan buka ikat pinggangku dan buka celanaku dengan penuh keinginan. Saya selekasnya hebat lepas pakaian kaos tanpa lengan yang dianya gunakan. Berkesan bra hitamnya dan garis toketnya yang kuat dan ranum.
Demikian celana dalamku lepas, kemaluanku selekasnya berdiri seperti ular kobra yang terganggu. Aurel sesaat menggigit bibir bawahnya dan memeletkan lidahnya saat sebelum dianya memagut penisku dangan rakusnya tanpa digenggam lebih dulu. Ke-2 tangan Aurel merayap ke atas dadaku sekalian kadang-kadang membuat pergerakan seperti mencakar yang menghidupkan kesan tertentu bagiku. Ke-2 lengan
Aurel berkesan kuat dan bahunya terlihat cukup atletis (beberapa akhir saya baru mengetahui jika Aurel punyai hobi diving/menyelam). Hangat berasa saat penisku dikulumnya. Terkadang Aurel mainkan penisku dalam mulutnya dengan lidah. Selanjutnya Aurel menciumku dimulai dari penis langsung ke atas sampai bibir kami berdua bertemu dan sama-sama berpagutan dengan permainan lidah yang memabukkan.
Sementara itu Aurel melepas celananya dan saya buka bra-nya. Terlihat toketnya yang ranum dan tercipta dengan prima. Toket Aurel tidak termasuk besar tetapi memiliki bentuk benar-benar cantik dengan putingnya yang lancip seperti melotot ke arahku. kulingkarkan lenganku di pinggangnya yang ramping sekalian mendekapkan ke-2 badan kami yang berciuman. Seperti es dan api bertemu hasilkan getaran hebat antara kita. Aurel mendangak sekalian menggoyang pinggulnya menggesek penisku.
“Oooh Miko.. uffssh”, dianya mengeluh sekalian pejamkan matanya.
Saya menciumi lehernya yang tingkatan, lantas telinganya selanjutnya turun ke toketnya. Saya mainkan lidahku di ujung puting susunya,
“Uuuhh.. yes Mikooo!” Aurel dekap dan memasukkan mukaku antara toketnya. Tercium harum berbau badan wanita yang sedang diterpa birahi.
Saya merebahkan badannya lantas melanjutkan eksploitasiku ke tahapan bawah. Kugerakkan tanganku mencakar lembut pinggangnya sampai ke toketnya. Aurel meremas ke-2 tanganku, meredam geli yang diakibatkannya.
“Ssshh.. sshh!” Aurel mendesis berulang-kali meredam kepuasan tersebut.
Saya hebat turun celana dalamnya yang warna putih dengan pola kupu-kupu berwarna-warna. Tidak lama kemudian saya sudah bertemu dengan tropi tersebut. Sela memek Aurel yang terlihat tebal dengan bulu-bulu yang sejenisnya seringkali dicukur menjadi tumbuh rapi.
Sesaat saya kagum pada keelokan sela memeknya, lantas Aurel bergerak sedikit bawa pinggulnya dan buka cukup lebar ke-2 pahanya seolah memberikan menu intinya ke mukaku. Saya mainkan klitorisnya dengan tanganku, sedangkan kujilati ke-2 pahanya.
“Aaahh.. sshh”, Aurel mengeluh lirih.
Saya nikmati berbau kewanitaannya yang merebak bersama keluarnya cairan cinta dari sela memeknya. Kubenamkan mukaku ke sela memeknya sekalian menjilat-jilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yang warna merah jambu kukulum sekalian kumainkan dengan lidahku. Badan Aurel menggeliat tergetar,
“Uuuhffss.. Aaahh!” Aurel menjerit meredam kepuasan sekalian tangannya memegang pinggir sofa.
Kurasakan cairan kemaluannya deras mengucur dan kuhisap dengan penuh kepuasan.
“Mik.. masukkan sekarang ini.. saya tidak tahan nich..” Aurel lirih memintaku agar selekasnya masuk badannya.
Saya selekasnya tempatkan badanku di atas badannya yang ramping seksi dan kuat tersebut. Berhembus darahku menyaksikan Aurel terbujur polos telanjang. Kulitnya yang warna kemerahan karena kebakar matahari tapi masih tetap mulus dan lembut karena dirawat baik sampai tingkatkan nafsuku. Bodi Aurel cukup kurus tetapi kuat dan atletis mirip-mirip pelari pelari cepat tetapi untungnya tidak sampai berotot.
“Mikoo.. janganlah lupa pakai pengaman.. saya tidak ingin hamil..” suara Aurel yang seksi mengingatiku.
“Ok, tenang saja..” saya selekasnya raih dompetku dan keluarkan kondom yang teratur kusiapkan di sana.
Sang junior bersarungkan karet siap tempur! Aurel memegang penisku dan membimbingnya ke sela memeknya yang merah basah.
Sesaat sebelumnya pernah kudengar Aurel mendesis saat raih penisku.
“Uuu.. besar dan kuat”, katanya 1/2 berbisik seperti berbicara pada dirinya.
Demikian ujung kepalanya melekat di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listips yang mulai menyebar di semua badanku. Lantas perlahan-lahan saya dorongkan ke sela memeknya.
“Uuuhhss.. yess, Mikoo.. uuffssh”, Aurel mengeluh sekalian mendangakkan kepalanya. Dengan 1 dorongan selanjutnya penisku sudah masuk dengan full dalam sela memek Aurel yang hangat dan tebal.
Aurel mengalungkan ke-2 tangannya di leherku dan ke-2 kakinya melingkar di pinggangku.
Saya mulai pergerakan memompa sela memeknya.
“Yess.. uff Miik”, Aurel menjerit lembut sekalian pejamkan matanya.
Pergerakanku terus lama terus cepat dengan penekanan yang semakin kuat menerobos kedalaman sela memek Aurel yang memberi respon secara berdenyut seperti memijit penisku. Mendadak Aurel buka matanya dan berbisik lirih,
“Mik mengganti posisi.. saya biasa orgasme sekalian doggy.” Kami selekasnya mengganti posisi, tubuh Aurel membalik dalam posisi menungging (doggy model). Ucapnya dianya biasa orgasme dalam posisi ini.
Saya mengikuti keinginan Aurel yang terang dalam posisi ini saya menjadi bisa menyaksikan bentuk Aurel lebih komplet. Meskipun Aurel ramping, tetapi dianya memiliki bokong yang berisi dan padat menjadi dengan pinggangnya yang ramping semakin membuat bokongnya montok. Saya selekasnya arahkan penisku kembali, ini hari penetratif dari belakang.
“Srrt..” semakin lancar penetratifku ini hari masalahnya tahapan luar sela memek Aurel sudah semakin basah.
Aurel memegang pegangan sofa dengan ke-2 tangannya. Saya menciumi lehernya dari belakang sekalian terkadang menggigit bahunya. Kenyataannya Aurel benar-benar eksper dalam posisi ini dianya semakin aktif bergerak, bukan hanya meng ikuti pergerakan maju undurku pinggulnya juga bergoyang mengocak penisku.
“Aurel.. pinggul kalian hebat sekali”, saya berbisik tersengal-sengal.
Aurel menjawab dengan erangan-erangan, dianya melihat kepadaku sekalian menggigit bibir bawahnya. Berkesan peluh membasahi mukanya yang semakin memeras.
Tidak lama kemudian dianya berbisik kepadaku,
“Faster.. sayang.. bisa lebih cepat!” suaranya diimbangi gemuruh napas yang mengincar.
Ternyata dianya sudah terus dekati klimaks. Aku juga menanggapinya dengan pergerakan yang bisa lebih cepat dan keras. Kutusukkan penisku semakin dalam ke sela memeknya bersamaan hati klimaks yang sudah diambang.
“Aaahh Uuuh Sssh.. teruus Miko ahh”, Aurel menjerit sekalian bergerak semakin liar sampai sofa ini tergetar berderik-derik.
Kuteruskan pergerakanku dengan kerahkan semaksimal mungkin menyeimbangi pergerakan liar Aurel. Gerimis masih tetap turun di luar saat Aurel mendadak menjerit,
“Aaah Uuuhhffsshh.. Mikooo”, kepalanya mendangak, badannya tergetar hebat dan kurasakan semprotan hangat dari sela memeknya merembes sampai ke buah kemaluanku.
Aku juga melepas juta-an spermaku menyemprotkan kuat penuhi karet kondom yang kupakai.
“Uuu.. yess”, Aurel akhiri gelombang kepuasannya.
Sesaat badan kami melafalkanng bersama lantas rebah lesu di sofa kuning. Aurel rebah menelungkup dengan badanku di atasnya. 15 menit selanjutnya kami duduk dan memulai memselesaikan baju kami.
“Kok menjadi ini yah”, saya seperti berbicara pada diriku sendiri (menyengaja agar tidak kedapatan tujuannya).
“Tahu tidak apa penyebabnya?” Aurel menjelaskan sekalian melihat rekat mukaku.
Selanjutnya dianya meneruskan dengan senyuman nakalnya yang penuh pemahaman itu,
“Sofa kuning ini.. membuat saya sugesti buat ngelakuinnya.” Saya masih tetap tidak memahami tujuannya, selanjutnya Aurel tingkatkankan,
“Kan sudah kubilang, di apartemenku di Singapur saya punyai sofa kuning”, ucapnya.
“Terus?” saya meminta keterangan. Aurel tingkatkankan,
“Pertama kalinya saya bercinta di atas sofa itu dan sampai saat ini saya teratur meperbuat kegiatan seksualku di atas sofa tersebut. ” Lantas dia meneruskan,
“Sofa kalian mengingatiku sama punyaku di situ, so sofa kuning ini turn me on, membuat saya terangsang.”
Saya bingung kok dapat demikian? belumlah usai keherananku Aurel menjelaskan kembali,
“Tetapi punyai kalian besar kok, I like it very much”, katanya tersenyum sekalian berjalan ke kamar mandi. Simak juga: Bacaan Seks Rezeki Nomplok di Asrama Cewek
Saya masih tetap duduk lemas di sofa itu saat HP-ku mengeluarkan bunyi. Kenyataannya Erika sudah usai dengan presentasinya dan saat ini sudah datang di sini. Dianya menunggu Aurel pada tempat parkir. Saya menemani Aurel ke bawah dan di tangga Aurel sebelumnya pernah berbisik,
“Miko.. sofanya jangan kalian mengganti yah! masalahnya jika saya rindu sama sofaku di Singapur pasti saya kesini kembali.” Aha! pasti akan saya rawat secara baik.
Jika perlu tidak bisa ada seseorang yang duduk di sana bukan hanya Aurel saja.
Demikianlah yang terjadi di flatku sore tersebut. Benar-benar story baru yang membuatku semangat. Karena Erika ingin langsung pulang sama Aurel dan esok dianya wajib keluar kota, menjadi beberapa barang bawaan Aurel itu dipercayakan padaku. Agar saya yang membawa esok sekaligus ke kantor.
Demikianlah tiap Aurel rindu di sofa kuningnya di Singapura karena itu dianya teratur tiba ke apartemenku, dan ketika itu juga kami bercinta mati-matian.